+ -

Wednesday, January 28, 2015

Manusia

Ia masih belum mengerti bagaimana caranya menjadi manusia. 
Sampai pada akhirnya ia kembali dalam pelukan tanah. Dan sempat berpikir “aku lupa kalau dia pernah menjadi manusia”.
Apa yang ada di pikiran manusia berubah-ubah dengan cepatnya. Sampai pada akhirnya mempunyai pemahaman universal ‘pembedaan manusia seperti perhiasan’. 
Membuat suatu sarkasme yang berakhir pada tergoresnya hati . mengawali dengan senyum dengan maksud ‘palsu’ dibaliknya.  
Mencetus kan suatu dengan mudahnya seperti goresan tinta di atas kertas putih.  
Dan mengakhiri dengan drama panjang agar pentas yang ditampilkan menjadi sebuah teater maha karya yang belum pernah ada dalam hidupnya. 

Dari semua itu, akan menghasilkan pertanyaan “siapakah kita sebenarnya?”

Individual? Bukan. Hal yang menyangkut tentang pernyataan, dan pertanyaan hidup. Sempurna?
Bahkan sangat bukan. Hanya hati dan sepi yang tau. Berbahagialah yang merayakan ‘hidup’ di dunia ini.
5 MIRZARIFKI'S: January 2015 Ia masih belum mengerti bagaimana caranya menjadi manusia.  Sampai pada akhirnya ia kembali dalam pelukan tanah. Dan sempat berpikir “aku...
< >