Pagi, berharap nasib lebih baik
Cepat, seperti di kejar setan
Sesampainya, acuh bagaikan tak kenal
Masuk, demi secercah harapan
Sial, begitu katanya
Terhenti, merubah arah
Akhirnya, dirinya sampai
Namun apa daya, ternyata ia bukan siapa-siapa
Hanya kelinci percobaan yang hanya di pandang sebelah mata
Pulang, demi kereta
Namun sekali lagi, ia berharap mendapat tempat yang nyaman
Malam, asap, ramai, ia rasakan sepanjang jalan
Entahlah apa yang ada dipikiran
Berharap ada yang mengerti
Namun sadar semuanya berharap di mengerti
Uang, kartu, dan motor
Gas, dan kecepatan, ia sudah tak tahan
Sesampainya dirumah, hanya kenangan lama yang ingin
dirasakan
Realita memang kejam, namun siapa sangka, pikiran selalu hanyut
kepadanya