Mengenal seseorang, dalam waktu singkat. Kemudian, beranggapan dia orang
yang baik. Saya harus menghisap nafas dalam-dalam. Sangat dalam.
Kemudian, membuangnya dengan suara "hah" yang besar. Entah kenapa, saya
selalu merasa miris. Merasa marah sendiri. Hingga berujung pada satu
tanya: "sebenarnya saya apa?"
Orang mengenal seseorang dalam waktu yang lama. Kemudian, beranggapan
dan tetap beranggapan, dia orang yang baik. Saya terus menghisap nafas
dalam-dalam. Lalu, membuangnya dengan keras. Entah, terasa sesak. Sangat
sesak. Orang terlalu gampang memberikan atribut "baik" terhadap
seseorang.
Seseorang dalam kadar tertentu, dan mungkin seluruh kadarnya, belum
tentu orang "baik". Entah, ukuran apa yang orang gunakan dalam
menentukan "baik" "buruk" seseorang. Aneh, seseorang padahal selalu
berpenampilan dan berperilaku "buruk". Lalu kenapa, dalam sebuah kesan,
baik dalam jangka watu singkat maupun lama, seseorang bisa dianggap
baik.
Apa hanya sebuah lip service? Ada yang sekiranya sudah lama
tersakiti dan dikecewakan masih menganggap seseorang itu baik. Ada yang
terlalu sering dibohongi dan dipermainkan masih tetap merasa dan
beranggapan seseorang itu yang terbaik. Ada yang, baru beberapa bulan
saling mengenal, sudah berani beranggapan seseorang itu "baik". Atau ada
yang salah dengan mata, logika, dan hati orang-orang. Seseorang yang
"baik" selamanya akan "baik". Dan masih banyak seseorang yang "baik"
dari lahir hingga mati. "Baik" tidak punya alat ukur. "Baik", sampai
mati hanyalah atribut untuk sebuah kesan.
Hingga akhirnya, saya, berakhir dengan berpikir: "sebenarnya saya apa".
Ada yang salah dengan hati orang yang memang "baik".
Sunday, October 20, 2013
5
MIRZARIFKI'S: self-?
Mengenal seseorang, dalam waktu singkat. Kemudian, beranggapan dia orang yang baik. Saya harus menghisap nafas dalam-dalam. Sangat dalam. ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment