"Hujan masih ada, siapa yang butuh air mata? Jangan sampai
besok datang kabar, orang yang kau kenal mati hanyut karenanya."
Itulah sepenggal kata yang mungki mewakilkan sedikit
perasaan saat ini. Tentang hubungan, ikatan, batin, kepercayaan, perpisahan dan air mata. Bukan berbicara tentang suatu hubungan yang mudah putus.
Namun sesuatu yang telah terikat sejak kecil. Ya, orangtua.
Mungkin kita
terlalu sibuk dengan diri kita sendiri, sampai-sampai kita merasa bahwa hanya
diri inilah yang selalu semakin tua.
Gue bukan berbicara tentang suatu hubungan yang baru di
sadari sangat berharga. Namun sesuatu hal yang gue selalu jaga sangat berharga
saat ini sudah tiada. Ya, orang yang menjadi ayah, sahabat, dan teman hidup
dari lahir sampai beranjak dewasa telah tiada 10 februari kemarin. Mungkin bagi
sebagian orang ini sesuatu yang wajar, dan menjadi takdir yang sudah di
tentukan. Itu memang benar adanya. Namun
pikiran, hati, dan jiwa tetap masih tidak sepenuhnya percaya.
Berpikir tentang kesendirian? Bukan! Mereka yang bilang
sendiri itu sepi, kemungkinan hanya tahu menghitung jasad.. bukan hal tentang
kesendirian. Namun tentang suatu konsep yang telah dibangun, harus menata
kembali dengan konsep yang berbeda.
No comments:
Post a Comment